Jumat, 04 November 2011

Rasa Cinta

Senandung Seirama beriringan menumbuhkan asa dan keyakinan, pepohonan sejuk dan menawan menari-nari di hempas angin sepoi seirama alunan merdu cinta. Pemuda bertubuh gemuk berkacamata dengan baju kemeja merah dan celana hitam panjang yang dipakainya tengah duduk di taman kampus sembari membuka buku bacaannya, terlihat wajah serius di raut manis wajahnya. Saat sedang asyik dengan buku bacaannya seorang gadis berambut panjang, dengan wajah baby face menghampirinya dan menegurnya dengan sehurai senyuman manis yang terbentuk dari pribadi perasaannya.


"Assalamu'alaikum Burhan ?" tegurnya menyapa dalam salam.
"Subhanallah, Wa'alaikumsalam Rahmi. Oh ya ada kepentingan apa ini sehingga Ukhti Rahmi datang menghampiri?".


Rahmi tampak begitu grogi saat di tanya untuk apa dirinya menghampirinya, hatinya tampak tengah bergejolak dengan sejuta perasaan, dengan agak sayup dan gemetar Rahmi mulai mengeluarkan suara dan berbicara.


"Aku disini mempunyai satu tujuan utama menghampirimu, burhan. Mungkin jika dikatakan dan ditanyakan siapakah yang sekarang ada dihatiku, aku akan menjawabnya dialah orang yang mungkin menurut banyak orang berfisik tidak bagus, tetapi aku mencintainya. Kau tentu tahu maksud aku burhan?"


Mendengar itu burhan hanya tersenyum dan menjawabnya
"Dunia ini bagai mutiara yang menghiasi seluruh isi alamnya. Demikian juga dengan cinta, cinta adalah pusat dari rasa sesungguhnya kasih dan sayang. Cinta patokan utama warna-warni kehidupan. Tanpa cinta dunia ini ibarat masakan sayup sesayup-sayupnya, tidak enak dan tidak ada keharmonisan. Sungguh aku tahu maksudmu ukhti, maaf bukannya aku GR Maksudmu dengan orang yang kamu cintai itu apakah benar adalah aku?"


"Dunia ini bagai mutiara yang menghiasi seluruh isi alamnya. Demikian juga dengan cinta, cinta adalah pusat dari rasa sesungguhnya kasih dan sayang. Cinta patokan utama warna-warni kehidupan. Tanpa cinta dunia ini ibarat masakan sayup sesayup-sayupnya, tidak enak dan tidak ada keharmonisan..."


Mendengar kata-kata yang terangkum indah dari Burhan itu, Rahmi mulai menampakkan reaksi yang tidak biasa. Ditambah lagi dengan pertanyaannya yang cukup membuat hatinya berdetak kencang. Hembusan angin menderu menambah kesejukkan suasana taman kampus. Diikuti dengan jawaban yang di hadirkan oleh rahmi...


"Burhan, benarlah apa yang kau tanyakan kamulah orang yang ada dihatiku saat ini. Sungguh aku sejenak hilangkan rasa maluku untuk mengatakan hasrat cintaku kepadamu, aku merasa selama kita bersama dan bersahabat didalam kampus ini, dan segala luahan hatiku ku ceritakan kepadamu dan tiap kali engkau berikan pendapat, itu dapat membuat hatiku cukup tenang. Aku sadar mungkin aku bukanlah wanita sempurna dipandanganmu, tetapi maukah engkau menerimaku dengan segala kekurangan didiriku. Maukah engkau menjadi PACARKU, Burhan?"


"..... Aku sadar mungkin aku bukanlah wanita sempurna dipandanganmu, tetapi maukah engkau menerimaku dengan segala kekurangan didiriku. Maukah engkau menjadi PACARKU, Burhan?"


Mendengar itu Burhan kali ini cukup dibuatnya terkejut, betapa beraninya seorang wanita mengatakan cintanya kepada seorang pria. Dunia seakan-akan kini berbalik, Cinta sesaat sepertinya telah mampu menutupi rasa malu dan harga dirinya. Tiada yang salah sebenarnya dengan rasa cinta, cuma yang salah hanyalah dalam pengaplikasiaannya terhadap pemaknaan cinta, boleh jadi dia meluahkan seluruh hasrat cintanya adalah untuk mengurangi beban hatinya yang semakin membahana membawa perasaannya yang terus bersemayam di lubuk kalbunya yang terdalam.


Dalam hati Burhan, sungguh dia juga mempunyai perasaan yang sama dengan Rahmi. Sebenarnya jujur, Burhanlah yang pertama sekali telah menaruh perasaan kepada Rahmi saat tatapan dan pandangan untuk pertama kali bertemu. Tetapi ia tidak ingin perasaannya itu terlalu diluahkan dalam bentuk pacaran atau yang tidak halal menurut ajaran islam. Dengan perlahan dan hati-hati agar Rahmi tidak sakit hati, Burhanpun meluahkan bicaranya.


"Wahai Ukhtiku Rahmi, Sebenarnya sungguh akupun Menyukaimu. Sama seperti dikau menyukaiku. Untuk menjawab pertanyaanmu tentang Maukah aku menjadi pacarmu. Aku punya pertanyaan sederhana untukmu "Bisakah kamu bertahan, jika suatu saat aku selingkuh atau aku mencari wanita lain dibelakangmu?"

Mendengar pertanyaan dari Burhan itu, Rahmi sangat terkejut dan berkata "Mengapa kamu bertanya seperti itu Burhan, Apakah kamu memang tidak menyukaiku? Tentu aku tidak mau jika kamu selingkuh di belakangku."

Burhan tersenyum dan menjawab "Tahukah Ukhti, bahwa pacaran itu bukan semata-mata berasal dari hati tetapi hanya sekadar suka, tidak ada sumber jika pacaran itu bisa setia, dan tidak ada fakta dengan pacaran hati bisa menjadi tenang. Tidak Ukhti, sungguh tidak. Aku mengenalmu karena aku berusaha menjadi sahabat terbaikmu, bukan mengenal karena ingin menjadi pacarmu. Pacaran sangatlah rawan dengan perselingkuhan atau ketidaksetiaan. Mengapa? karena pacaran itu belumlah terikat secara resmi dalam pandangan islam. Ketika Pacaran itu telah menjadi Tren anak-anak Remaja sekarang sesungguhnya itu Tidaklah benar."

Salahkah jika Aku Mencintaimu, Salahkah Jika aku ingin Menjadi orang spesial dihatimu dan salahkah Aku meneguhkan prinsip Pacaran?" sanggah Rahmi.

"Tidak Sahabatku, tidak... Tidak ada yang salah dengan dirimu, Allah telah mengilhamkan Benih-benih cinta dihatimu untukku, dan aku juga tidak menyalahkan kamu meneguhkan prinsip Pacaran asalkan Pacaran itu tidak sampai berlebihan atau kelewat batas. Maksudku adalah Bahwa aku tidak mau menjadikan pacaran sebagai prinsip dasar pribadiku, karena aku tahu bahwa pacaran itu adalah Tradisi di negeri Barat, Tradisi yang menurut sebagaian orang timur Pacaran itu adalah perbuatan yang tidak beretika. Tahukah Ukhti, bahwa dinegara barat sana ketika dua insan telah terikat di dalam sebuah ikatan yang belum resmi yaitu Pacaran, maka mereka bebas melakukan apapun dan pacaran itu sesungguhnya tidak jauh bahkan sangat dekat dari Perzinahan. Aku takut ketika aku menerimamu menjadi Pacarku, Maka kita hanya menyukai hanya sebatas Nafsu. Boleh jadi Ukhti mencintaiku memang benar-benar berasal dari hatimu, tetapi diriku ini yang mungkin tersiksa harus menahan gejolak nafsu didiriku."

"...Pacaran itu adalah Tradisi di negeri Barat, Tradisi yang menurut sebagaian orang timur Pacaran itu adalah perbuatan yang tidak beretika. Tahukah Ukhti, bahwa dinegara barat sana ketika dua insan telah terikat di dalam sebuah ikatan yang belum resmi yaitu Pacaran, maka mereka bebas melakukan apapun dan pacaran itu sesungguhnya tidak jauh bahkan sangat dekat dari Perzinahan. "

Mendengar Pejelasan Sederhana yang dijelaskan Oleh Burhan Ini, agak Luluhlah hati Rahmi dan Berkata secara pelan "Mungkinkah Jika aku menginginkanmu aku Harus Menikah denganmu terlebih Dahulu. Baru  aku bisa memilikimu seutuhnya.?"

"Rasa Cinta itu Pasti ada Ukhti di setiap insan yang memiliki Nurani dalam dirinya, dan setiap insan itu wajar jika memiliki rasa cinta terhadap Lawan jenisnya. Tetapi, maaf cara dikau yang salah. Ketika Menikah menjadi sebuah jalan terakhir, sesungguhnya itulah yang benar. Secara Fiqroh dan Ilmu Islam MENIKAH itu jalan satu-satunya. Ketika Nafsu sulit dikendalikan, Rasa hati kian menggelegar, karena Terpedaya oleh cinta Menikah itulah yang terbaik. Tetapi Menikah bukanlah Hal yang main-main menikah butuh persiapan, dan menikah juga butuh kekuatan Lahiriah maupun Batiniah untuk menuju taraf tertinggi yaitu keluarga Sakinah, Mawaddah, Warrahmah."

"Jadi bagaimana Sesungguhnya Cara Islam Mengajarkan Hubungan antara lawan jenisnya saat sebelum memasuki jenjang pernikahan, sebelum menikah tentu kita harus banyak tahu tentang pasangan kita nantikan?". Tanya Rahmi, tampaknya ia sudah mulai tersadar akan prinsipnya selama ini.

"Begitulah Hebatnya Islam Ukhti, Islam telah Mengatur semuanya dan Islam adalah Kunci kita untuk menuju kehidupan yang Sukses bukan Hanya di Dunia Ini saja tetapi Juga di Akhirat nanti, Islam pun begitu indah dan detailnya sehingga Hubungan Antara lawan Jenis pun telah di atur dalam Islam. Bismillah, di dalam Surah Al-Hujurat Ayat 13 Allah SWT menjelaskan tentang hal ini. Allah SWT berfirman, "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal." Ayat ini merupakan Patokan utama untuk para lelaki dan Para Wanita dalam menjalin Hubungan Ta'aruf yaitu Saling Mengenal, Mengenal yang Bagaimana? mengenal yang sesuai syariat dalam Islam Tidak ada Kenafsuaan di dalamnya, dan perkenalan itu Haruslah mengalir apa adanya dengan Memiliki Tujuan yang Toyyib. Ketika kita sudah mengenal dan tahu maka Segeralah Menikah, Jika telah yakin dan Hati kita telah mantap Untuk menuju jenjang yang Tertinggi Itu."


"...Islam pun begitu indah dan detailnya sehingga Hubungan Antara lawan Jenis pun telah di atur dalam Islam. Bismillah, di dalam Surah Al-Hujurat Ayat 13 Allah SWT menjelaskan tentang hal ini. Allah SWT berfirman, "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal..."