Jumat, 16 Desember 2011

Muhabbah (Cinta), Makna Cinta Hakiki

Muhabbah (Cinta) adalah Getaran dalam relung jiwa yang terpancar dalam suatu perasaan dan terbias dalam pancaran Hati Nurani yang terangkum didalam naluri. Cinta juga adalah memautkan hati seseorang yang mencintai kepada ia yang dicintai, dengan dorongan Hamasah dan wajah yang bercerahkan oleh keceriaan.

 
Pengertian cinta diatas merupakan sebuah hal yang mendasar yang harus ada di setiap diri Insan. Cinta itu terkadang muncul dalam diri manusia dengan cara tidak disangka-sangka, ketika berjumpa dengan lawan jenis ada getaran-getaran merdu yang mengiang-ngiang di hati, sesungguhnya dalam segi naluriah perasaan suka itu sudah di anggap sebagai Cinta. Cinta yang diberikan allah untuk kita sesungguhnya untuk memantapkan hati kita agar menjadi lebih baik menuju ke arah yang positif. Ke arah yang positif ini memiliki berbagai macam pengertian, ke arah yang positif dalam menempatkan Cinta sebagai tolok ukur kesuksessan kita, menempatkan cinta sebagai Aura semangat hidup, hingga pada taraf tertinggi menempatkan cinta untuk menambah ketaqwaan kita kepada Allah.swt.

 
Islam mengenal makna Cinta, Islam Mengajarkan tentang Cinta, dan Islam juga Memerintahkan kepada Kita untuk Menumbuhkan Cinta. Cinta didalam Islam mempunyai beberapa tingkatan, dan tingkatan-tingkatan ini akan selalu ada di dalam dunia ini hingga sampai suatu saat musnahnya Bumi Allah ini. Allah Swt Berfirman :

 
“Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, pasangan-pasangan, dan kaum keluarga kalian, harta kekayaan yg kalian usahakan, perniagaan yg kalian khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yg kalian sukai, lebih kalian cintai daripada Allah, Rasul-Nya dan (daripada) jihad di jalanNYa, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan siksaNya. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yg fasik”
(QS. At Taubah: 24).

 
Ayat Diatas mengandung pengertian yang teramat tinggi tentang makna Mahabbah sesungguhnya, yaitu bahwa ketika kita dalam keadaan melebihi mencintai Keluarga, lebih mencintai kekasih kita, dan lebih mencintai Orang-orang yang kita sayangi dari pada Allah, Rasul, dan Jihad. Maka sungguh Allah sangat cemburu dengan itu sehingga dalam kutipan ayat tersebut Allah menyatakan dengan Lantang dan Tegas bahwa tunggulah sampai Allah mendatangkan siksaNya. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yg fasik.

Kembali kepada tingkatan Cinta dalam kutipan ayat diatas tersebut jelas dan tegas bahwa Tingkatan tertinggi dalam Cinta Hakiki adalah Cinta Kepada Allah, Rasul, dan Jihad di Jalannya. Kemudian tingkatan Cinta yang kedua yang Harus Kita Tanam dalam lentera Hati adalah Cinta kita kepada Kedua orang Tua, Keluarga, dan pasangan yang sesungguhnya yang telah menjalin Ikatan antara suami dan Istri, serta anak-anak yang tersayang. Dan pada Tingkatan Cinta yang paling rendah adalah ketika kita mencintai orang tua kita, Keluarga kita, Pasangan kita, harta kita itu adalah melebihi cinta kita kepada Allah, Rasul dan Jihad Maka Inilah Tingkatan Cinta yang Paling Rendah dan Buruk Tingkatannya.

Lantas Bolehkah kita Mencintai Keluarga kita, suami, anak, istri? Ketika ditanya Seperti ini Maka jawabannya adalah Boleh, Tetapi Kecintaan kita kepada keluarga itu dan apa saja yang kita cintai haruslah Berdasar dan Bersandar.  Maksudnya Berdasar dan bersandar, bahwa berdasar akan kekuatan Allah dan Bersandar dalam Naungan Allah. Karena sesungguhnya Allah lah sang Maha pemilik Cinta, Allah lah sang Maha peneguh Hati dengan Cinta, Ketika kita lebih mencintai Barang yang diberi dari pada yang Memberi maka Sang memberi akan kecewa dan Kesal demikianlah Juga dengan ALLAH. 

 
Hikmah dari Cinta:
  1. Cinta adalah proses ujian yg keras dan pahit dalam kehidupan manusia. Apakah cinta itu dalam perjalanannya akan menghantarkannya kepada jalan yg mulia atau menghempaskannya kepada jalan yg hina.
  2. Jika tidak ada cinta maka di dunia ini tidak akan ada inovasi, pembangunan dan peradaban.
  3. Keberadaan cinta merupakan faktor dominan dalam melestarikan eksistensi manusia dan interaksinya dengan sesama manusia.
CINTA, Virus satu ini sulit bahkan susah untuk dihilangkan. Dimana kita mencoba menghilangkan cinta, disaat itu virus Cinta terus menggerogoti hingga kesumsum. Cinta merupakan Energi Ruhani dalam Hati, Cinta menghadirkan Kedamaiaan Bukan PerMusuhan dan Cinta Menghadirkan Ketenangan Bukan Kerisauaan,

CINTA pada Kekasih yang belum Terikat dalam Sebuah Mahligai Pernikahan adalah Tolok ukur sesungguhnya PATAH HATI, Kecendrungan Berbohong, Saling Menutupi, Ketidak Setiaan tentu akan muncul pada setiap Insan. Ketika sebuah pertanyaan Sederhana Muncul dalam Hati ketika Patah Hati "Bagaimana Cara Menghilangkan Patah Hati?" Jawabannya Mengacu Pada Sebuah Pepatah Arab yang Menyatakan "Cintailah Kekasihmu Sekadarnya saja, Boleh jadi Suatu saat dia Akan Membencimu, Dan Cintailah Kekasihmu Hanya sebatas Kewajaran Saja, Boleh jadi ketika engkau Tahu kekurangan dari sang Kekasih engkau Juga akan Membencinya".

Pepatah ini menjawab pertanyaan tersebut, Ketika kita tidak ingin merasakan Patah Hati maka Jangan pernah bermain dengan Cinta dalam keadaan belum terikat, Dan janganlah Mencintai Berlebihan Kepada Kekasih kita. Karena Cinta yang berlebihan itulah yang menyebabkan kita sering patah Hati, Perasaan berkecamuk menjadi satu. "Mengapa aku Mencintainya, Tetapi dia menduakanku?", "mengapa Aku sudah terlanjur Mencintainya, Aku malah digantungin Seperti ini?", "Mengapa aku sudah menyukainya dia malah memutuskanku?". Pertanyaan ini membuktikan Bahwa kita terlalu mencintai kekasih kita dari pada diri kita sendiri, Sehingga mengakibatkan Hati menjadi kaku, pikiran menjadi kelabu, Marah, Hidup lesu, Wajah Pucat, Jiwanya kian di perparah dengan berkurangnya Iman, senyum yang dahulu terhurai kini Kemasaman Yang di hulurkan.

Ketika kita Ingin Menjalin Lebih dalam dalam suatu Hubungan Islam telah mengajarkan kita tentang Ta'aruf (Perkenalan). Allah swt Berfirman :

“ Wahai manusia seseungguhnya Kami telah menciptakan kalian dari jenis laki-laki dan perempuan dan Kami telah menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal…” (QS Al Hujurat 13)

Konsep cerdas yang diberikan oleh Islam dalam Hubungan laki-laki dan perempuan ini adalah bukti kecintaan Allah kepada kita, Ta'aruf adalah proses perkenalan yang sangat islami, bukan mengedepankan hawa nafsu, ia berasal dari etika yang tinggi Bukan dari etika yang rendah. Konsep Ta'aruf berdasarkan keimanan bukan Nafsu semata. Bukan Berpegangan tangan seperti Pacaran Prinsip utamanya, Tetapi berpegang Keyakinan untuk menuju jenjang Ikatan yang sejati.

Itulah ISLAM, Indahnya Islam bersumber dari Kecerdasan Keimanan kita, Allah telah memberikan Cinta kepada kita, Cinta sejati darinya bukan Cinta yang menyebabkan Patah Hati tetapi Cinta sejati darinya adalah Cinta yang Menyebabkan Penyejuk Hati.......

Semoga Allah memberikan Cinta kita Sesungguhnya , Bukan Cinta tingkat Paling Rendah bukan juga Cinta yang melebihi cinta kita kepadanya. Wahai Sahabatku kini kembalilah keArah Cinta sejati, Cinta yang Hakiki CINTA KEPADA ALLAH.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar