Rabu, 18 Januari 2012

Kisah Tukang Becak (Sebuah Makna Keikhlasan Kehidupan)


***********************************************************

Kisah Nyata Ini Adalah Kisah yang syarat Akan makna Kehidupan, Ketika Keikhlasan Menanugi Bahtera Kehidupan setiap insan maka ia akan menang menghadapi Gelombang kehidupan yang Mencabar dan penuh lika-liku ini, Tetapi jika ia tidak Mampu Menahan Rasa Keikhlasan dalam Kehidupan ini maka Ia akan terus dalam Keterombang-ambing hingga rasa kepenatan Hidup dan Keputusan Asaan terus bersemayan di Hati Mereka, Mudah-mudahan Kisah ini dapat menjadikan Dorongan Motivasi kita dalam Keikhlasan.

***********************************************************

Kisah Nyata ini saya dapatkan ketika saya Mengikuti MABIT pada Tanggal 31 desember 2011, di dalam Acara MABIT Al-Ustadz Berkisah Tentang sebuah Kisah Nyata yang terjadi di Jawa Tengah. Ada Seorang bapak yang pekerjaan sehari-harinya adalah seorang Tukang becak, Dalam kehidupannya ia Jauh dari kecukupan bahkan jauh dari Kelebihan Harta. Tetapi di dalam ia memaknai kehidupannya ia senantiasa Ikhlas dan mencoba selalu menerapkan sistem syukur dalam prinsip hidupnya sehingga ia Berjanji dan berniat karena Allah Bahwa Setiap hari Jum'at Ia menggratiskan siapa saja penumpang yang Menaiki Becaknya.

Suatu ketika di Hari Jum'at ada seorang Ibu yang hendak menaikki Becaknya, Rumah ibu itu Cukup jauh sehingga ia memerlukan tenaga lebih dalam mengayuhkan becaknya. Ketika sampai di tempat Tujuan ibu itu hendak membayar becaknya, kemudian dengan senyum Bapak tersebut menolak dan berkata "Bu hari ini adalah Hari Jum'at, Aku telah Berjanji kepada Allah bahwa di setiap Hari Jum'at aku menggratiskan siapa saja yang menumpang di becak ini. Ini semata-mata Karena aku hanya ingin bersedekah karena Allah". Mendengar apa yang dikatakan Tukang Becak itu, Ibu yang sebagai penumpang becak tersebut menjadikan Kata-kata itu sebagai Tamparan Baginya, Ia merasa selama ini dirinya Jauh dari sedekah, jauh dari Berinfaq. Dan dalam hatinya ia kini ada rasa Malu mengapa Bapak tukang becak ini yang latar belakangnya Mungkin serba kekurangan Mampu bersedekah dengan Caranya, Tetapi dalam Hati kecilnya ia belum Mantap apakah Tukang becak itu benar-benar Istiqomah akan Janjinya Kepada Allah.

Akhirnya Jum'at Berikutnya Ia kembali lagi menaikki Becak itu, dan kali ini Ibu tersebut sengaja menyuruhnya untuk Mengantarkannya menuju tempat yang lebih jauh dari Rumahnya kemarin. Setelah sampai ke tempat Tujuan yang diinginkan, kembali ibu itu hendak membayarnya dan sekali lagi Bapak Tukang becak itu menolaknya dan Mengucapkan Kata yang sama. Kini, Mantaplah sudah Hati ibu itu bahwa Bapak tukang becak itu memang benar-benar Istiqomah akan Janjinya dan sedekahnya karena Allah. Jum'at Berikutnya Ibu tersebut datang lagi, dan Ingin Menaikki Becak itu kembali, Tetapi kali ini tujuannya ia Ingin kerumah Tukang becak Itu dan Ingin bersilaturahim dengan Keluarganya. Kemudian dengan Rasa Keikhlasan di hatinya, Tukang becak itu mengantarkannya Menuju Rumahnya, Dilihat rumah itu Hanya Gubuk yang hampir Rubuh, Jauh dari Kekayaan dan jauh dari Kemewahan, Hatinya bertambah tertegun dan terpesona Hidup seperti ini Ia dapat menyempatkan diri untuk Bersedekah. SUBHANALLAH.

Kemudian sang Ibu yang dipersilahkan Masuk Kemudian Dipersilahkan Duduk, dan Tuan Rumah menyediakan Minum seadanya. Lalu ibu itu menyuruh Bapak itu dan istrinya untuk Duduk Bersama. Dan kemudian Berkata "Bapak, Ibu sungguh Aku kesini Sangatlah Terharu. Karena aku telah disadarkan oleh bapak ini akan sebuah Keikhlasan Dalam bersedekah, dan juga Sungguh Apa yang dilakukan Bapak menjadi sebuah tamparan tersendiri Bagi diriku untuk lebih bisa menjadi manusia yang berarti. Sekarang Kini memang benar saatnya dan tepatlah orangnya, Bapak akan saya NAIKKAN HAJI Tahun Ini."

Betapa Terkejutnya Bapak Tukang becak dan Istrinya Mendengar Kalimat terakhir yang di Ucapkan sang Ibu, Bapak itu menangis sejadi-jadinya. Ternyata Cita-citanya untuk Pergi Ketanah Suci Mekkah dan Beribadah di Masjidil Haram Akan Terwujud, Ia secara spontan Sujud Syukur Hingga Membasahi Lantai rumahnya dengan Air Mata Kebahagiaan Yang tiada tara dalam Dirinya.

***********************************************************

Sungguh, Betapa Kuasa Allah Atas segala sesuatu. Rezeki yang tidak disangka-sangka  akan Allah berikan kepada hambanya yang Ikhlas dalam menaungi kehidupan ini. Dan mereka dalam Menjalin Ma'rifat Kepada Allah Dengan Mengarahkan segala Kebaikan dan Kebajikan Merupakan Tolok Ukur dalam Naungan Kasih sayang Allah SUBHANAHU WA TA'ALA"

***********************************************************

Tidak ada komentar:

Posting Komentar